Sastra Budaya

Jumat, 05 November 2010

Sembilan Pengertian Hidup

9 Pekertening urip artinya Sembilan yang perlu dimengerti dalam hidup. Tuhan bukan aliran, tapi keadilan tuhanlah yang mengaliri seluruh sendi sendi kehidupan, adalah suatu kebijaksanaan yang kurang tepat manakala terjadi pengalir-aliran paham ketuhanan. Dalam satu aliran keadilan sungguh berada diatas seluruh makhluk tanpa terkecuali. Keadilan Tuhan tidak akan mau hanya berada di atas satu makhluk.
Terlepas dari doktrin penekanan aliran kepercayaan apapun apalagi niat membentuk aliran kepercayaan atau ungkapan rasa hidup atas hidup hanya karena Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita hayati bacaan hayat pengagungan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan izinkan hamba menyampaikan kepada sesama hamba tentang 9 (sembilan) hal yang perlu diketahui dalam hidup. Bacaan bersifat perlu bukan harus! Sekali lagi ucapan ini adalah murni tentang hidup, yang jelas terlepas dari pengaruh nafsu.
Satu. Satemene urip iku kon ngapa? Kon warna warna upaya adedasar dharma. Sesungguhnya hidup itu disuruh apa? supaya berupa macam upaya atas dasar kewajiban. Sepandai apapun yang masih makhluk tidak mungkin menghitung jumlah upaya seluruh makhluk. Sekaya apapun yang masih makhluk tidak mungkin bisa membayar kebutuhan seluruh makhluk. Jangankan menghitung kegiatan seluruh makhluk, menghitung giat upaya dirinya pun dalam sehari  semalam terjadi lupa. Jangankan membayar upaya seluruh makhluk, membayar kebutuhan sendiri pun terjadi kurang kecukupan. Sungguh ini bukti tak sepantaspun makhluk berpredikat kaya atau pandai.  Semua mahluk sungguh kaya dan pintar, yang bodoh dan yang miskin adalah yang sok kaya dan sok pintar.
Gerak hidup hisap adalah tanda upaya hidup para makhluk. Disiplin naluri upaya telah pandai dan telah kaya karena telah dibuat sesuai kodratnya. Ada binatang siang, ada binatang malam, dalam upaya kehidupan, itulah upaya kodrat tuhan. Ada yang tumbuh di bumi, ada yang tumbuh di yang tumbuh, itulah naluri upaya kodrat. Sedangkan manusia sebagai makhluk yang paling mulya dan paling sempurna sekaligus pemimpin jelas punya nilai lebih dalam naluri upayanya.
Dilihat dari segi upaya, seluruh makhluk rata-rata telah memenuhi targetnya, karena rata rata hidup terfokus kepada kebutuhan. yang perlu kita tanyakan sebagai makhluk yang pemimpin adalah dasar upayanya. Dari zaman ke zaman rata rata dasar upaya adalah keinginan (nafsu) yang dipermanis kata menjadi cita-cita. Menurut penulis bila dasar upaya cita cita adalah kurang tepat sasarannya.
Cita cita merupakan cetusan keinginan yang cenderung kurang hormat kepada penciptanya. Hal ini terbukti dengan jutaan manusia yang gagal meraih cita citanya. ketahui lah sungguh kehendak tuhan kepada setiap hidup jelas tidak bisa dibantah, jodo, mati, rejeki, keberuntungan dan kecelakaan jelas rahasia penciptanya. Dengan demikian berarti seluruh makhluk yang tinggal melaksanakan seluruh kehendaknya dengan cara mengendalikan hawa nafsunya. Lalu bagaimana upaya selanjutnya yang menurut kehendaknya?
Bukan berarti pasrah tanpa melangkah, tapi melangkah yang penuh pasrah. Selama ini sungguh banyak kekeliruan paham akan arti dan makna kata pasrah. hayatilah kata kata pasrah yang sesungguhnya. Upaya penuh pasrah demi tegaknya tiang sembah, adalah jabaran kalimat hidup disuruh apa. Jadikan lah upaya demi sembah (dharma) bukan sembah demi upaya. Kumandangkanlah uapay untuk menyembah bukan menyembah untuk upaya. Berjuta ragam upaya makhluk semestinya harus didadasari niat sembah kepada penciptanya. Sungguh tiada kita bisa upaya tanpa karunia hidup dariNya.
Dua, Singkonkon Siapa? Kang Maha Kuasa: Yang menyuruh siapa? Yang Maha Kuasa.
Adalah target manusia yang betul betul percaya akan kebesaran Tuhan bila mengakui hidup atas perintahNya. Tidak ada hidup di dunia karena diperintah oleh sesama makhluknya. Adapun pemerintahan di dunia adalah kewajiban tali asih demi keselarasan tugas hidup bersama. Halusnya perintah Tuhan memang sulit dirasakan, namun sesungguhnya selalu dirasakan. Pembuktian ini jelas nampak, tak satupun hidup bisa menolak kehidupan kematian.
Tiga, Kuncine urip iku apa? Sukma Serasa; Kuncinya hidup itu apa? Sukma serasa. Fungsi kunci adalah untuk membuka dan menutup. Pembuka dan penutup hidup manusia sukma serasa. Sukma serasa sungguh sangat halus. Rasa bukan berarti merasa (ingat). Pembuktian ini bisa kita lihat bila ada bayi tercubit atau nangis, itu tanda ada punya rasa. Tapi mengapa semua bayi belum merasa?. Pembuktian lain bila kita melihat orang meninggal dunia.  Karena telah ketinggalan kunci hidupnya, maka tak bisa lagi organ difungsikan. Berbeda dengan orang tidur, walau pun ingatannya tidak merasa tapi masih ada sukma dan rasanya (kuncinya) tetap masih hidup. Sungguh sukma dan rasa sangat halus dan bahkan tidak ada yang lebih halus itulah kunci hidup.
Rasa  merupakan radar sukma dari Tuhan sebagai saksi kehidupan dari awal hingga akhir. Pembuktian ini sesungguhnya telah dinampakkan oleh Tuhan terkadang melalui mimpi malam yang sempat teringat dalam kehidupan keseharian. Tiada akan pernah dicipta ingatan kecuali untuk mengingat Tuhan dalam giat sehari semalam.
Empat, Sing Kanda Sapa? Indra Kita; Yang bercerita siapa? Indra kita. Tak ada kata apalagi tanpa indra. Indra berkata berasal dari perasaan, perasaan berasal dari rasa, sedangkan rasa adalah pengawal sukma.
Berangsur-angsur setiap indra terbentuk oleh hidup hingga terfungsikan dalam perjalanan kehidupan kehendak Tuhan. Kemana dan bagaimana indra difungsikan? Sungguh itulah yang harus dipertanggung-jawabkan di sepanjang jalan kehidupan.
Rasa yang sebagai kesaksian hidup selalu meradar lewat bayangan menyertainya. Tak sebayangpun ada tanpa organ. Inilah bukti kesaksian. Bayangan tak seingkar pun dari gerakan. Fungsikanlah indra dalam kebajikan.
Lima, Kandane Apa? Puja Ning Mulya; Ceritanya apa? Berkata bajik kepada heningnya kemuliaan. Tak sehukumpun berlaku bagi yang belum atau normal ingatannya. Sang sukma serasa sungguh selalu murni mengingatkan indra kita dalam kesadarannya. Hal ini terbukti pada diri setiap kita, seingkar apa pun perbuatan indra kita, tetap tersadarkan (teringatkan) oleh sang sukma serasanya.
Sungguh sang hidup (sukma serasa) selalu taat dengan perintah Tuhannya, untuk berkata bajik dengan heningnya kemuliaan. nafsu setan selalu tidak kelihatan menempel pada organ dan bersarang kepada keinginan, sesuai dengan janji hendak menggoda dan mencelakakan turun adam.Berhati-hatilah dalam langkah siang malam. Fungsikan diri di atas bumi demi tanggung-jawab hidup ini, ikutilah tujuan sang hidup yang keinginan nafsu terkendali. Sungguh adalah kehendak Tuhan adalah bercerita bajik kepada heningnya kemuliaan.
Enam, Kunjuking Sapa Lan Apa? Panembahing Angganira Saha Sandang Teda; Dihaturkan siapa dan apa? Kepada yang disembah diri kita serta sandang pangan. Kata kunjuking dalam bahasa Jawa bisa diartikan "dihaturkan atau yang dimakan, atau junjungan".
Hidup selalu pasti selalu dirundung kebutuhan. kebutuhan yang selalu disebut sebut oleh para makhluk mulia, sesungguhnya ada dua yaitu; Kebutuha lahir dan kebutuhan bathin. Kebutuhan ini jelas akan dihaturkan atau diserahkan kepada yang membutuhkan. Siapa yang membutuhkan pada diri kita? Kebutuhan lahir itu apa? dan dihaturkan ke siapa? Sungguh adalah kebutuhan yang selalu sangat mengunikan kehidupan. Kebutuhan hanya akan tertutup cukup apabila kita teliti dan jeli dalam menghayati hidup ini. Sebaliknya kebutuhan akan selalu kurang apabila kita lepas bersandang penghayatan kehidupan. Mari kita hayati kebutuhan-kebutuhan hidup ini.
Kebutuhan bathin adalah kebutuhan sang hidup yang ada pada masing masing makhluk. Kebutuhan sang hidup adalah hanya menyembah kepada yang menyuruh hidup (Tuhan). Sang hidup jelas selalu menghayati kearah taatnya sembah. Hal in terbukti dengan sejahat jahat apapun makhluk pasti punya kesabaran dan belas kasihan. Rasa kesabaran dan belas kasihan inilah yang mendasari kebutuhan batin demi terhaturkannya sembah kepada yang disembah diri kita (Tuhan).
kebutuhan lahir adalah kebutuhan organ. Organ adalah tempat indra bersemayam. Inti kebutuhan ini menurut sang hidup sesungguhnya sangat sederhana yaitu sandang, dan pangan, walau demikian kebutuhan lahir akan sangat rawan berubah manakala tertekan perasaan keinginan yang menyatakan kekurangan.
Sungguh kebutuhan lahir tidak akan pernah kecukupan bila amarah telah menyusup ke perasaan kurang. Kebutuhan sandang dan pangan berubah berjuta macam keinginan. Amarah dan gundah yang timbul dari sifat api dan sifat angin pada diri kita selalu mengipasi rona rencana. Tanpa pengendalian sembah, kebutuhan lahir akan merajalela di dunia. Kendalikanlah kebutuhan lahir dengan kesabaran dan belas kasih sesama. Sungguh hidup harus seimbang.
Untuk mencapai titik imbang harus didasari timbang rasa dalam bobot perasaan. Mari kita imbangkan kebutuhan lahir dan batin agar terwujud sembah yang Lillah. Yakinlah, sesungguhnya hidup tidak untuk upaya makan, tapi upaya makan untuk hidup. Dari kita belum lahir di dunia sudah dipenuhi makanan, hingga sekarang tatap banyak makanan. Tidakkah kita malu pada hidup kita? Berapa ukuran perut kita? Tidak ada istilah kurang pangan asal kita mensyukuri, dengan pola kelola bumi yang telah disediakan Tuhan. Warnailah bumi dengan cocok tanam dengan tidak mengukur uang tapi kewajiban. Berupaya sandang dan pangan adalah kebutuhan organ kita, sedangkan kebutuhan bathin kita adalah menyebahnya.
Tujuh, Kondange Apa? Beja Lan Cilaka; Ternamanya (kesohornya) apa? Keberuntungan dan Kecelakaan. Tidak bisa dipungkiri tersohornya atau ternamanya manusia adalah keberuntungan dan kecelakaan. Semakin lebih keberuntungan dan kecelakaannya semakin tersohorlah nama manusia. Sungguh keberuntungan dan kecelakaan adalah pakaian hidup seluruh makhluk, yang walau tidak dininginkan tapi pasti terjadi.
Nasib memang jawatan penglelangan keberuntungan dan kecelakaan dalam kehidupan, tapi sesungguhnya bukan hidup yang mengejar nasib, tapi nasib mengejar hidup. Tiada nasib tanpa hidup. Laksanakan langkah hidup dengan penuh pasrah kepada kehendak penciptanya.
Manusia mati akan meninggalkan nama. Harumnya nama tidak tercatat dengan keberuntungan dan kecelakaan, tapi ukuran sembah dan Lillahnya, serta langkah langkah pasrahnya yang bisa mewujudkan hikmah bagi diri dan sesamanya. Jadikan keberuntungan dan kecelakaan sebagai sarana meningkatkan sembah dan Lillahnya, serta langkah langkah pasrahnya.
Delapan, Konduring Sapa? Menyang Purba Kuasa? Pulangnya ke Siapa? Kepada yang Maha Kuasa. Sang hidup harus bisa pulang kepada Yang Maha Kuasa (Tuhan). Sebab hidup dalam kehidupan jelas atas perintah Tuhan. Syarat syarat bisa pulang kepada Tuhan (berasal dari sisinya dan kembali ke sisinya) adalah selesainya tugas mulia. Tugas mulia adalah menyembah dengan Lillah, dan memfungsikannya indra dalam tindakan kebajikan. Mari kita dirikan sembah dengan penuh Lillah (Karena Allah), dengan tidak mengurangi upaya pasrah.
Sembilan, Kondonge Apa? Bumi Lan Angkasa; Tempat/rumahnya apa? Bumi dan Langit/Angkasa. Tak seindah pun tempat atau rumah tidak berada di bumi. Semewah dan seindah apapun bentuk tetap berada di bumi, dan berada di bawah langit (Angkasa). Sang hidup sesungguhnya telah mengerti semua itu. Dengarlah pernyataan hidup yang ada pada masing masing organnya. Sesungguhnya tidur cukup berdasar ngantuk. Sesungguhnya makan cukup berdasar lapar. Kalau memang terjadi berlebihan, itu jelas permintaan keinginan (nafsu), keinginan itu bukan tujuan.
Tempat hidup sesungguhnya adalah bumi dan angkasa. Perlindungan hidup yang sesungguhnya adalah Tuhan Yang Maha Esa, sederhana segala sesuatunya adalah perintahNya. Sederhanalah agar tidak menebarkan keinginan keinginan para hidup sesamnya. Pakailah tanda tanda hidup dari Tuhannya yaitu; Makanlah bila lapar, minumlah bila haus, tidurlah bila mengantuk, berteduhlah bila panas dan hujan, dan istirahatlah dikala kecapaian. Adapun titik pandang ukuran keseuanya adalah kecukupan, artinya tidak lebih dan tidak kurang.
9(sembilan) pengertian hidup di atas adalah murninya untaian kata hidup. Selanjutnya, dalam kepemimpinan makhluk mulia di muka bumi, mesti ada upaya selayaknya yang jelas tanpa pernah meninggalkan konsep sederhana. Sederhana adalah ciri makhluk yang mengingat kepada Penciptanya. Ingatlah sesungguhnya harta dan kita akan binasa. Hanyalah puing puing dan keping jadinya. Rumah megah, Mobil mewah, pasti kelak akan jadi sampah. Adalah sosok karya kemuliaan yang tetap tegar dan segar karena terjaga keajaiban sebagai ciri keagungan Tuhan.                

1 komentar: